Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Pendidik dan Penulis
syakieb. Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 09 September 2012

Ulasan Cerpen Pertamaku

ULASAN CERPEN “PENGORBANAN UNTUKMU NEGERI”

Sahabat FAM, cerpen “Pengorbanan Untukmu Negeri” ini menceritakan tentang Nira, seorang pelajar yang kesal dengan situasi kacau negaranya sendiri. Nira adalah tokoh yang diciptakan penulis sebagai seorang yang mengesalkan, egois, dan temperamental.

Nira bersekolah di sebuah sekolah internasional elit karena orangtuanya yang kaya dan dia juga seorang yang cerdas. Di SMA barunya, Nira bersama sahabatnya Ardi dan Hani tergabung dalam kelompok ekskul KIR. Karena mereka bersungguh-sungguh, akhirnya mereka sering mengukir prestasi dan selalu menjadi juara dalam berbagai lomba ilmiah.

Nira selalu mengimpikan Jerman sebagai tempatnya menuntut ilmu, meninggalkan Indonesia yang kacau. Akhirnya dia mendapatkan apa yang diimpikannya, kuliah di Jerman. Sementara Ardi dan Hani tetap memilih Indonesia sebagai tempat mereka menuntut ilmu.

Sebenarnya, Nira tidak pernah berniat untuk pulang ke Indonesia karena dia mengimpikan dapat bekerja di Jerman. Tapi semuanya berubah ketika ibunya sakit keras (kanker paru), Nira berusaha untuk bisa pulang ke Indonesia. Tak disangka, pada saat sebelum ibunya menghembuskan napas terakhir, beliau berpesan agar Nira mengabdikan diri dan menyumbangkan ilmunya untuk memperbaiki Indonesia yang kacau. Nira bingung, tapi ia tidak memiliki pilihan lain dan harus menjalankan wasiat ibunya. Akhirnya Nira menjadi dosen dan berhasil menduduki jabatan yang tinggi sebagai Mendikbud, Nira juga semakin cinta kepada negaranya sendiri Indonesia seperti apa yang dikatakannya kepada publik, “Jangan pernah bertanya tentang apa yang negara berikan kepada kita, namun bertanyalah tentang apa yang telah kita berikan kepada negara!” Semua terkesima dengan Nira dan Nira pun semakin cinta dengan negaranya.

Membaca cerpen “Pengorbanan untukmu “Negeri” sebelum proses editing sangat melelahkan. Penulis menulis cerpen berjarak satu spasi dan tanpa alinea pula. Kemudian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis, antara lain penggunaan tanda baca. Penulis juga tidak memberi jarak pada kalimat berikutnya setelah tanda titik. Penggunaan EYD juga masih kacau, seperti kata “iyah” yang seharusnya “iya”, atau “apah” yang seharusnya “apa.”

Perhatikan juga petikan berikut:

“Han… what happen with this school? I payed very expensive, but I got nothing! Aku rasa, system pembelajaran sekolah ini sama dengansekolah-sekolah biasa. Cuma nama dan fasilitas yang membedakan! RSBI, Rintisan Sekolah Bertarif Internasional itu tepatnya! Sebel! :/”,gerutuNira.

Ada tanda :/ di akhir kalimat, maksudnya apa? Dan seharusnya kata-kata yang menggunakan bahasa asing (banyak terdapat dalam cerpen ini) menggunakan cetak miring. Kemudian, cerpen ini juga tidak mengekspos konflik yang menjadi ruh sebuah cerpen, sehingga terasa statis dan “membosankan” ketika dibaca.

Namun harus diakui, cerpen ini adalah cerpen yang cerdas. Penulis mampu menuangkan penjelasan dengan baik, seperti apa yang dikatakan Nira dalam kalimatnya: “Yah jelas, bedalah! Indonesia gak ada apa-apanya Han! Pertama, biaya pendidikan perguruan tinggi disana free! Kita cuma dikenakan iuran sosial/Sozialbeitrag sebesar 51 Euro per semester. Kedua, kualitas pendidikan dan pengajar kualifikasi professor yang berpengalaman di bidang ilmu maupun riset. Ketiga, fasilitas dan sarana yang sangat memadai. Keempat, perguruan tinggi di Jerman menitikberatkan secara seimbang antara studi dan riset, yang diantaranya melatarbelakangi banyak temuan ilmiah. Kerjasama disiplin ilmu antar perusahaan-perusahaan multinasional, baik didalam maupun di luar Jerman. Sehingga meningkatkan peluang lulusan perguruan tinggi Jerman di bursa kerja. Disana juga banyak perguruan tinggi, seperti Fachhochschule yang menawarkan pengalaman dan peluang karier profesional. Praktek di industri lokal menjadi bagian dari kurikulum studi dan merupakan pengalaman praktek yang bagus bagi dunia kerja kelak,” cerita panjang lebar Nira.

Catatan bagi penulis, ide cerita sudah cukup bagus karena mampu mengajak generasi untuk mencintai negaranya sendiri. Hanya penyajiannya harus dibuat lebih menarik dan perlu diberi “bumbu.”

Teruslah menulis, karena banyak berlatih dan banyak membaca mampu membuat tulisan semakin berkualitas dan enak dibaca.

Semangat! Salam aishiteru.
TIM FAM INDONESIA
www.famindonesia.blogspot.com
 
*Alhamdulillah. Ndak nyangka malam-malampun, beranda melayangkan notifikasi tentang sebuah grup "Forum Aishiteru Menulis". Kejutan! Sebuah kegiatan apresiasi tim FAM untukku, untuk bersedia mengulas cerpen yang lumayan ancur. Tulisan awalku untuk sebuah event yang akhirnya aku bisa merealisasikan hobiku pada kehidupan nyata-Writing...
*Terimakasih Ya Allah, for my inspiring friend, semoga aku bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik lagi!
*AMIIN... ^.^

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blog Archive

Blogroll

About